01-Muharram Hijriah

Minggu, 28 Desember 2008

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, muharramdalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa
(QS At-Taubah 9: 36)


Perkins, Sang Preman Ekonomi

Kamis, 25 Desember 2008

Perkins, Sang Preman Ekonomi

Keluarga dan kerabat dekat John Perkins –penulis buku Confessions of an Economic Hit Man— mengenalnya sebagai seorang konsultan ekonomi bergaji jutaan dolar AS dan pebisnis hebat. Jasanya dipakai lembaga-lembaga keuangan dunia seperti Bank Dunia untuk membantu perekonomian negara-negara miskin.

Tapi, Perkins bukan sembarang konsultan. Ia tidak hanya menggolkan kesepakatan bisnis negara berkembang, dunia ketiga, atau negara yang memiliki posisi penting di mata Amerika Serikat (AS) dengan AS sendiri. ”Kesepakatan itu berbentuk pinjaman yang sangat besar, yang sebetulnya tidak akan mampu dibayar negara tersebut,” kata Perkins.

Ia mengatakan sekitar 90 persen dari total pinjaman sebetulnya jatuh ke tangan perusahaan asal AS. Perkins menyebut Halliburton atau Bechtel, yang kemudian mengerjakan proyek-proyek infrastruktur besar, termasuk di Indonesia atau Ekuador.

Setelah utang mengalir, Perkins menyatakan AS akan memeras negara itu sampai mereka tidak dapat membayar pinjamannya. Dengan begitu, barulah AS menguasai satu demi satu sumber daya alam yang bisa menunjang industrinya, seperti minyak, kayu, dan lain sebagainya. Pada saat bersamaan, Perkins mendapat tugas lain. Ia pergi ke sasaran-sasaran baru, negara-negara baru, yang memiliki sumber daya alam yang penting untuk hajat hidup AS.

Seperti di negara-negara sebelumnya, Perkins membuat kesepakatan baru, memanipulasi laporan keuangan proyek untuk memudahkan mendapat kucuran dana, dan menjerumuskan negara itu ke dalam jurang utang yang kontinu dan sulit untuk dibayar. Berbagai cara dilakukan untuk itu, seperti dengan menyuap para pejabat terkait, perangkap seks, sampai pembunuhan tokoh.

Jika ada tokoh atau kepala negara yang tidak menerima konsep atau gaya yang ditawarkan AS, kata Perkins, mereka bisa saja dibunuh. Dua tokoh, yakni Presiden Panama, Omar Torijos, dan Presiden Ekuador, Jaime Rojos, tewas terkait dengan pembangkangan mereka terhadap AS.

Pesawat Torijos jatuh tanpa sebab pada 31 Juli 1981. Perkins yakin itu dilakukan Jackals, karena menolak proposal proyek pembangunan Terusan Panama dari Bechtel. Torijos lebih memilih kontraktor asal Jepang dan menolak Bechtel yang bergaul erat dengan George Bush, Nixon, dan Ford kala itu. Jackals merupakan satuan dari Dinas Intelijen (CIA) AS yang bertugas mengeksekusi tokoh yang menolak tawaran AS.

Oleh karena itu, Perkins dan yang lainnya memiliki sebutan sebagai economic hit man (EHM) atau preman ekonomi. Mereka bertugas di bawah Dewan Keamanan Nasional AS (NSA) –salah satu lembaga intelijen paling rahasia di AS.

Ihwal inilah yang menjadi topik utama buku Perkins: Confession of The Economic Hit Man. Buku yang diterbitkan pada 2004 oleh Berret-Koehler dari San Francisco itu mengetengahkan pengakuan Perkins tentang sepak terjang EHM (di bawah kendali Pemerintah AS) selama 15 tahun di mana ia berkecimpung di dalamnya.

Di EHM, Perkins berperan sebagai pihak ketiga, antara negara yang butuh bantuan (atau dipaksa membutuhkan bantuan pinjaman uang) dengan AS dan lembaga-lembaga donornya. Ia terbiasa melakukan penyuapan, pemerasan, kolusi, sampai dengan membunuh untuk mendapat kontrak kesepakatan. Negara-negara yang pernah ia kerjai, antara lain, Indonesia, Ekuador, Panama, dan Venezuela. Di bukunya, Perkins menuliskan bahwa Pemerintah AS selalu mendapatkan yang diinginkannya dengan menggunakan gaya mafia. Ia pun menyebut Indonesia sebagai satu korban.

Perkins ditugaskan ke Indonesia pada dekade 1970-an. Di Indonesia, ia sempat tinggal selama tiga bulan dan menginap di Hotel InterContinental, Jakarta. Bersama tiga kawannya sesama EHM, ia mengumpulkan data mengenai megaproyek kelistrikan Jawa.

Perkins juga mendapat dukungan penuh dari Kedutaan Besar Amerika di Jakarta untuk berhubungan dengan PLN. ”Kami tidak ingin Indonesia jatuh seperti Burma atau Vietnam (masuk ke dalam poros komunis),” ujar dia. Tidak diketahui secara pasti siapa pejabat pemerintah dan staf PLN yang melakukan kontak dengan Perkins.

Ia juga sempat berkunjung ke Bandung dan berhubungan dengan seorang bernama Rayis. Rayis pun sempat memperkenalkan Perkins ke beberapa politikus asal Bandung untuk membicarakan posisi Indonesia di Asia saat itu. Setelah itu ia ke Ekuador untuk memastikan AS mendapat suplai minyak dan hasil hutan. Juga ke Panama, terlibat proyek pembangunan terusan Panama lewat kontraktor AS. Perkins melanjutkan ke Venezuela juga untuk minyak, serta ke Arab Saudi ketika krisis minyak mengancam AS di pertengahan 1970-an.

”Saya berani menceritakan hal ini setelah saya disuap 500 ribu dolar AS oleh Stoner Webster Corp. Mereka minta saya tak membocorkan kesepakatan yang dibuat EHM dengan perusahaan tersebut,” kata Perkins memberi alasan perihal bukunya itu.

Ia mengaku muak dengan tawaran itu. ”Saya juga merasa dihantui oleh peristiwa 9/11 ketika dua pesawat penumpang menabrakkan diri ke Gedung World Trade Center New York, 2001,” tuturnya. Menurut dia, peristiwa 9/11 adalah buah dari pohon agresi yang ditanam AS bertahun-tahun ke negara-negara lain.

Pada 1971, Perkins direkrut sebuah firma konsultan asal Boston bernama Chas T Main. ”Saat itu saya baru saja menyudahi dua tahun mengabdi di Peace Corp,” ujar Perkins. Firma tempat kerjanya memiliki 2.000 pegawai. Di situ, Perkins, yang sarjana ekonomi itu, bekerja sebagai kepala ekonom, memimpin 50 orang.

Yang belum diketahui Perkins, firmanya memiliki hubungan kerja yang dekat dengan NSA dan CIA. Kedua lembaga intelijen ini memantau Perkins karena ia punya keahlian berbahasa Ekuador. Selama masa perekrutan, NSA menjalankan berbagai macam tes terhadap Perkins. Salah satunya adalah tes dengan detektor kebohongan. Mereka digaji tinggi dengan sumpah: sekali Anda terjun di dalamnya, Anda tidak bisa lepas begitu saja.

Keputusan Berrett-Koehler Publishers Inc yang berani mengambil risiko untuk menerbitkan buku Perkins didasari oleh independensi penerbit itu. Senior Managing Editor Berrett-Koehler, Jeevan Sivasubramaniam, menjelaskan Berret-Koehler adalah penerbit yang independen yang tidak memiliki sangkut-paut dengan korporasi besar dan pemerintah Amerika. ”Independensi ini menyebabkan Berrett-Koehler tidak terafiliasi dengan pihak-pihak yang bisa menekan kami untuk keep quiet,” kata Jeevan dalam e-mail menjawab Republika.

Akhir tahun lalu, Amy Goodman dari Democracynow, sebuah lembaga nirlaba AS, mewawancarai John Perkins, penulis buku Confessions of an Economic Hit Man. Berikut petikannya:

Senang berjumpa Anda. Bisa Anda jelaskan istilah preman ekonomi yang Anda ciptakan ini?

Pada dasarnya, pelatihan dan pekerjaan kami adalah membangun kerajaan AS di dunia. Tujuannya, menciptakan situasi sehingga semakin banyak sumber penghasilan mengalir ke AS; ke perusahaan-perusahaan AS dan kepada Pemerintah AS.

Hasilnya?

Kami telah sangat berhasil melakukan hal itu. Kami telah berhasil membangun kerajaan terbesar di dunia. Hal itu sudah dilakukan lebih dari 50 tahun sejak Perang Dunia II dengan sedikit kekuatan militer. Hanya dalam hal-hal tertentu seperti di Irak, kekuatan militer hadir sebagai usaha terakhir. Kerajaan ini –tidak seperti kerajaan lain dalam sejarah– dibangun melalui manipulasi ekonomi, kecurangan, penipuan, merayu orang untuk mengikuti cara hidup kita.

Bagaimana Anda melakukannya?

Saya direkrut oleh Dewan Keamanan Nasional (NSA) ketika masih di bangku sekolah bisnis pada akhir 1960-an. Preman ekonomi pertama adalah Kermit Roosevelt, cucu mendiang Teddy Roosevelt, yang menggulingkan Pemerintah Iran. Pemerintah Iran saat itu demokratis, Pemerintahan Mossadegh yang pernah menjadi person of the year majalah Time. Roosevelt berhasil melakukan ini tanpa intervensi militer, hanya menghabiskan jutaan dolar AS untuk menggantikan Mossadegh dengan Shah Iran.

Apa itu preman ekonomi?

Ide preman ekonomi ini memang sangat bagus. Kami tidak perlu khawatir adanya ancaman perang dengan Rusia dengan cara ini. Satu-satunya masalah adalah Roosevelt itu agen CIA. Bila ia tertangkap, negara akan mendapatkan masalah besar dan menanggung malu. Sehingga pemerintah memutuskan untuk merekrut orang seperti saya melalui CIA dan NSA. Mereka mengirim kami untuk bekerja di perusahaan konsultan swasta, firma teknik, perusahaan konstruksi. Jadi, kalau kami tertangkap, tidak akan ada hubungannya dengan pemerintah.

Oke, jelaskan tentang perusahaan tempat Anda bekerja.

Perusahaan itu bernama Chas, berlokasi di Boston, Massachusetts. Saya bekerja sebagai kepala ekonomi dan membawahkan 50 orang. Tugas utama saya adalah membuat kesepakatan dengan jalan memberikan pinjaman ke negara lain, jauh lebih besar dari yang negara itu sanggup bayar. Salah satunya adalah pinjaman 1 miliar dolar AS kepada negara-negara seperti Indonesia atau Ekuador.

Negara-negara ini harus memberikan 90 persen dari pinjaman tersebut kepada perusahaan AS untuk membangun infrastruktur oleh Halliburton atau Bechtel. Perusahaan-perusahaan tersebut akan masuk dan membangun sistem listrik, pelabuhan, dan jalan tol, yang hanya dapat dinikmati oleh orang-orang kaya di negara tersebut. Orang-orang miskin di negara tersebut akan terjebak dengan utang yang besar dan tidak mungkin mereka bayar. Di Ekuador, lebih dari 50 persen anggaran negaranya hanya untuk membayar utang ini. Jadi, ketika kami ingin lebih banyak minyak, kami bisa ke sana dan berkata, ”Kamu tidak mampu melunasi utangmu, jadi berikan hutan Amazon milik negaramu yang penuh dengan minyak itu.”

Soal buku ini, katanya ada yang mencoba menghalangi.

Hmm, saya menerima suap setengah juta dolar AS pada tahun 90-an agar tidak menulis buku ini. Uang itu dari sebuah perusahaan teknik konstruksi terkemuka. Secara legal, sebenarnya itu bukan suap. Saya dibayar sebagai konsultan oleh Stoner-Webster. Tapi, sebenarnya saya tidak melakukan apa-apa. Saya hanya perlu tidak menulis buku apa pun dengan topik serupa. Karena mereka mengetahui saya sedang menulis buku kala itu, yang judulnya Conscience of an Economic Hit Man.

Kok Anda mau menjadi preman ekonomi

Ya, begitulah. Ketika NSA merekrut saya, mereka memaksa saya melewati satu hari penuh dengan tes kebohongan. Mereka menemukan semua kelemahan saya dan segera merayu saya. Mereka menggunakan cara paling ampuh dengan menyentuh sisi seksual, budaya, dan kekuatan uang. Saya berasal dari sebuah keluarga tua di New England, seorang Calvinist, yang dibesarkan dengan nilai moral sangat kuat. Secara garis besar, saya orang yang baik. Saya rasa cerita saya dapat betul-betul menggambarkan betapa sistem ini dan kekuatan seks, uang, dan kekuasaan dapat mengubah manusia. Karena saya berhasil diubah.

Anda mengatakan mampu menggiring miliaran dolar dari perminyakan di Arab Saudi kembali ke ekonomi AS.

Itu masa yang menakjubkan. Saya masih ingat di awal 1970-an, OPEC menggunakan kekuatannya dan mengurangi suplai minyak. Terdapat antrean bahan bakar di mana-mana dan kita takut akan menghadapi kembali kondisi seperti tahun 1929. Jadi, Departemen Keuangan menyewa saya dan beberapa orang preman ekonomi lainnya pergi ke Arab Saudi.

Kenapa dijuluki preman ekonomi?

Itu sindiran yang kami buat sendiri. Kala itu, saya seorang kepala ekonomi. Jadi, kami pergi ke Arab Saudi pada awal 70-an. Kami tahu, Arab Saudi adalah kunci untuk menjatuhkan ketergantungan kami. Saudi setuju untuk mengirimkan sebagian besar dari dolar minyak mereka ke AS dan menginvestasikannya dalam program keamanan Pemerintah AS. Depkeu akan menggunakan bunga dari program keamanan ini untuk menyewa perusahaan AS membangun kota di Arab Saudi. Kerajaan Saudi juga setuju untuk mempertahankan harga minyak dalam batas yang masih terjangkau oleh kami.

Mereka telah melakukan ini selama bertahun-tahun dan kami setuju untuk mempertahankan kekuatan Kerajaan Saudi selama mereka melakukan hal tersebut. Ini juga salah satu alasan kita berperang melawan Irak. Di Irak, kita mencoba untuk mengimplementasikan kebijakan yang sama yang telah berhasil dilakukan di Arab Saudi. Tapi, Saddam Husein sulit. Ketika preman ekonomi gagal melakukan hal ini, langkah berikutnya adalah memanggil para Jackals. Jackals adalah orang-orang terpilih CIA yang berusaha menciptakan kudeta atau revolusi. Bila mereka gagal, mereka membunuh atau mencoba membunuh. Dalam kasus Irak, mereka tidak berhasil menembus Saddam Husein. Jadi, langkah ketiga, ketika preman ekonomi dan Jackals gagal, adalah mengirim orang-orang muda, pria dan wanita, untuk mati dan membunuh.

Dapatkan Anda jelaskan bagaimana Torrijos tewas?

Omar Torrijos, presiden Panama, yang telah menandatangani perjanjian Terusan Panama dengan Presiden Carter. Ia membuat kesal Bechtel Corporation karena membuat negosiasi dengan Jepang dalam pembuatan kanal bawah laut. Ketika Carter dikalahkan Reagan, Presiden Bechtel, George Schultz, menjadi menlu, dan staf ahli Bechtel, Casper Weinberger, menjadi menhan. Mereka sangat marah kepada Torrijos. Ia pun tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat terbang. Hancurnya pesawat itu dikaitkan dengan sebuah bom dalam tape recorder. Saya tahu saya telah gagal, Jackals juga. Dan ia berakhir dalam sebuah kecelakaan pesawat.

Seberapa dekat pekerjaan Anda kala itu dengan Bank Dunia?

Sangat-sangat dekat. Bank Dunia menyuplai sebagian besar uang yang digunakan oleh preman ekonomi. Tapi, ketika peristiwa 11 September terjadi, hati saya terketuk. Peristiwa itu adalah hasil perbuatan preman ekonomi. Satu-satunya jalan agar kita dapat merasa aman di negeri sendiri dan agar kita dapat memandang baik diri kita sendiri adalah jika kita menggunakan sistem yang telah kita buat ini untuk menciptakan perubahan positif di dunia. Saya percaya kita sanggup melakukannya. Saya juga percaya Bank Dunia dan institusi lain dapat diubah sehingga dapat melakukan tugas mereka yang seharusnya, yaitu, menolong restrukturisasi bagian-bagian di dunia yang telah hancur. Kemudian, secara tulus menolong kaum miskin. Ada sekitar 24 ribu orang yang kelaparan sampai meninggal setiap harinya. Kita dapat mengubah itu.

WaOne Palesu


Bismillahhirohmannirrohim

Jumat, 14 November 2008

Semoga bermanfaat Dunia dan Akhirat

17-Dzulqo’dah-1429H

15-Nopember-2008


Hello world!

Jumat, 14 November 2008

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!